BOX OPTICS
Sebagai Proyek Mata Kuliah Optik, dengan dosen bapak Apit Fathurohman S.Pd., M.Si.
Minggu, 05 Mei 2013
POLARISASI CAHAYA
Sebagai gelombang transversal, cahaya
dapat mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh
empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan),
pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.
1. Polarisasi karena refleksi
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya membentuk sudut 90o.
Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang
pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip + r = 90° atau r = 90° – ip . Dengan demikian, berlaku pula
Jadi, diperoleh persamaan
Dengan n2 adalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium tempat cahaya terbiaskan, sedangkan ip adalah sudut pantul yang merupakan sudut terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.
2. Polarisasi karena absorbsi selektif
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan
bantuan kristal polaroid. Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya
dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya dengan arah getar yang
lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar
dengan sumbu polarisasi polaroid.
Seberkas cahaya alami menuju ke
polarisator. Di sini cahaya dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya
komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya
cahaya terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen E
yang tegak lurus sumbu transmisi analisator diserap, hanya komponen E
yang sejajar sumbu analisator diteruskan. Sehingga kuat medan listrik
yang diteruskan analisator menjadi:
E2 = E cos θ
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator) memiliki intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:
I1 = ½ I0
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan intensitas menjadi:
I2 = I1 cos2θ = ½ I0 cos2θ3. Polarisasi karena pembiasan ganda
Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca,
kelajuan cahaya yang keluar akan sama ke segala arah. Hal ini karena
kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya memiliki satu nilai. Namun,
pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan
cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua
nilai indeks bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks
bias ganda akan mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda.
Sebagian berkas akan memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar
biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum Snellius
(disebut berkas sinar istimewa).
4. Polarisasi karena hamburan
Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium,
partikel-partikel medium akan menyerap dan memancarkan kembali sebagian
cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh
partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena hamburan.
Pada peristiwa hamburan, cahaya yang
panjang gelombangnya lebih pendek cenderung mengalami hamburan dengan
intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada warna biru yang
ada di langit kita.
Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari
telah melalui partikel-partikel udara di atmosfer sehingga mengalami
hamburan oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru
memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah, maka
cahaya itulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai
ke mata kita
ALAT OPTIK
Alat
optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya
menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau
prisma.
MATA
Mata
merupakan salah satu contoh alat optik, karena dalam pemakaiannya mata
membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.
Kornea adalah bagian mata yang melindungi permukaan mata dari kontak dengan udara luar.
Iris adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan cahaya dalam pembentukan bayangan.
Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap bayangan benda, di tempat ini terdapat simpul-simpul syaraf optik.
Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata.
Pembentukan bayangan pada mata
KAMERA
Kamera
merupakan alat optik yang dapat memindahkan/mengambil gambar dan
menyimpannya dalam bentuk file, film maupun print-out. Kamera
menggunakan lensa positif dalam membentuk bayangan. Sifat bayangan yang
dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
Bagian-bagian dari kamera secara sederhana terdiri dari:
- Lensa cembung
- Film
- Diafragma
- Aperture
LUP
Lup
adalah alat optik yang memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan
benda. Lensa yang digunakan adalah lensa cembung. Bayangan yang dibentuk
oleh lup memiliki sifat: maya, tegak, dan diperbesar.
Ada dua cara bagaimana menggunakan lup yaitu:
1. 1. Dengan cara mata berakomodasi maksimum
2. 2. Dengan cara mata tidak berakomodasi
Pada mata berakomodasi maksimum
· Si = -PP = -Sn
Ø Perbesaran sudut atau perbesaran angular
Pada mata tak berakomodasi
· Si = -PR
· So = f
Ø Perbesaran sudut
M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak fokus lup dalam meter
TEROPONG
Teropong
atau teleskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat
benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih jelas dan lebih dekat.
Secara umum teropong terdiri atas dua buah lensa positif. Satu lensa
mengarah ke obyek dan disebut lensa obyektif dan satu lensa mengarah ke
mata dan disebut lensa okuler.
Prinsip
utama pembentukan bayangan pada teropong adalah: lensa obyektif
membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler
berfungsi sebagai lup. Panjang teropong adalah jarak antara lensa
obyektif dan lensa okulernya.
Ø Teropong Bintang
Teropong
bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit
(bintang). Teropong bintang terdiri dari sebuah lensa cembung yang
berfungsi sebagai lensa obyektif dengan diameter dan jarak fokus besar,
sedangkan okulernya adalah sebuah lensa cembung dengan jarak fokus
pendek.
Ø Teropong Bumi
Teropong
bumi digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang jauh dipermukaan bumi.
Teropong ini akan menghasilkan bayangan yang nampak lebih jelas, lebih
dekat dan tidak terbalik. Teropong bumi terdiri dari tiga lensa positif
dan salah satunya berfungsi sebagai pembalik bayangan.
Ø Teropong Panggung
Teropong
panggung adalah teropong yang mengkombinasikan antara lensa positif dan
lensa negatif. Lensa negatif digunakan sebagai pembalik dan sekaligus
sebagai okuler. Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan diperkecil.
MIKROSKOP
Mikroskop
adalah alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil. Mikroskop
yang paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif,
dengan panjang titik fokus obyektif lebih kecil daripada jarak titik
fokus lensa okuler.
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
Keterangan:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:
S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter
S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
PP = titik dekat pengamat dalam meter
f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter
Panjang Mikroskop
Panjang
mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler.
Untuk masing-masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung
dengan cara yang berbeda.
A. Mata berakomodasi maksimum
d = Si(Ob) + So(Ok)
B. Mata tak berakomodasi
d = Si(Ob) + f(Ok)
Keterangan:
d = panjang mikroskop dalam meter
Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter
So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meter
f(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter
PENERAPAN ALAT OPTIK
Penerapan
alat optik dalam kehidupan sehari-hari di antaranya kamera untuk
memotret gambar, lup untuk melihat benda-benda agar terlihat lebih
jelas/besar, mikroskop untuk mengamati sel atau jaringan yang tidak
dapat teramati dengan mata telanjang.
Selasa, 30 April 2013
Contoh Soal Konsep Optik
SOAL – SOAL KONSEP OPTIK (cermin, dispersi, cahaya
sebagai gelombang)
1. Sifat bayangan pada cermin datar selalu. .
. .
a. maya, tegak,
diperkecil
b. maya, tegak,
sama besar
c. nyata, tegak,
diperkecil
d. nyata, tegak,
sama besar
jawaban : b
2. Sebuah benda terletak diantara dua cermin
datar yang membentuk sudut 30o. Jumlah bayangan benda tersebut adalah
a. 12 buah
b. 11 buah
c. 10 buah
d. 9 buah
jawaban : b,
3. Cermin cekung dapat dimanfaatkan untuk . .
. .
a. reflektor lampu
mobil, motor, dan senter
b. reflektor kaca cermin lemari
c. alat optik pada
episkop
d. alat optik pada
teleskop
jawaban : a
4. Bayangan yang dibentuk cermin cembung
bersifat . . . .
a. maya, tegak, dan
diperkecil
b. maya, tegak, dan
diperbesar
c. nyata, tegak,
dan diperkecil
d. nyata, tegak,
dan diperbesar
jawaban : a
5. Sebuah benda berada didepan cermin cekung
sejauh 10 cm. Bila jari-jari cermin 30 cm, maka sifat bayangannya adalah . . .
.
a. nyata,
diperkecil, dan terbalik
b. nyata,
diperbesar, dan terbalik
c. maya,
diperkecil, dan tegak
d. maya,
diperbesar, dan tegak
jawaban : d
6. Sebuah benda berada 15 cm didepan cermin
cembung. Bila titik fokus cermin 10 cm, maka jarak bayangannya . . . .
a. 6 cm didepan
cermin
b. 6 cm dibelakang
cermin
c. 30 cm didepan
cermin
d. 30 cm dibelakang
cermin
jawaban : c.
7. peristiwa penguraian
cahaya polikromatik menjadi cahaya
- cahaya monokromatik disebut
a. polarisasi
b. dispersi
c. interferensi
d. difraksi
jawaban : d
a. Terjadinya
pelangi
b. Terjadinya
fatamorgana
c. Warna langit
yang tampak biru
d. warna air laut
yang tampak biru
jawaban : a
Senin, 22 April 2013
JENIS ABERASI
Jenis-jenis
Aberasi
1. Aberasi
Sferis
Adalah gejala kesalahan terbentuknya
bayangan yang diakibatkan pengaruh kelengkungan lensa atau cermin. Aberasi
semacam ini akan menghasilkan bayangan yang tidak memenuhi hukum-hukum
pemantulan atau pembiasan.
Pembentukan
bayangan pada lensa tipis sejauh ini adalah pembentukan bayangan oleh
sinar-sinar paraksial atau sinar-sinar yang dekat dengan sumbu utama lensa
sehingga bayangan yang terbentuk terkesan sangat jelas dan tajam. Pada
kenyataannya, bayangan yang dibentuk oleh lensa tidak selalu tajam, bahkan bisa
saja terlihat kabur (buram). Cacat bayangan seperti ini disebabkan oleh berkas
sinar yang jauh dari sumbu utama tidak dibiaskan sebagaimana yang diharapkan.
Berkas sinar sejajar yang jauh dari sumbu utama dibiaskan lensa tidak tepat di
fokus utama, tetapi cenderung untuk mendekati pusat optik . Semakin
jauh dari sumbu utama, berkas sinar sejajar ini akan semakin mendekati pusat
optik lensa. Cacat inilah yang disebut aberasi sferis. Aberasi ini dapat
dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau
dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya
berlainan
Ada
dua jenis aberasi Sferis :
a. Aberasi
Sferis Aksial
Aberasi sferis aksial menimbulkan
ketidakpastian letak bayangan sepanjang arah sumbu optic.
b. Aberasi
Sferis lateral
Aberasi lateral
menyebabkan kekaburan bayangan titik sumber sinar berupa bundaran kekaburan
pada arah tegak lurus sumbu optic.
c. Koma
Pada
dasarnya, koma sama dengan aberasi sferik yakni sebagai akibat dari kegagalan
lensa dalam membentuk gambar dari sinar pusat dan sinar-sinar yang melalui
daerah yang lebih ke pinggir lensa pada satu titik. Hanya saja, pada koma
sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma
ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.
d. Astigmatisme
Sementara Astigmatisma itu sama dengan koma dalam hal
bahwa koma itu terbentuk akibat penyebaran gambar dari suatu titik pada suatu
bidang yang tegak lurus pada sumbu lensa sedangkan asigmatisma terbentuk
sebagai penyebaran gambar dalam suatu arah sepanjang sumbu lensa. Dalam ketiga
hal tersebut, gambarnya akan menjadi kabur. Adapun distorsi timbul akibat dari
pembesaran yang berbeda dalam arah yang menjauhi sumbu lensa; sehingga suatu
benda yang tadinya berbentuk garis lurus akan berubah bentuknya menjadi
melengkung.
2. Aberasi
Kromatik
Adalah Pembiasan cahaya yang berbeda panjang
gelombang pada titik fokus yang berbeda. Prinsip dasar terjadinya aberasi
kromatis oleh karena fokus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya
bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa. Aberasi kromatik
timbul akibat perbedaan indeks bias lensa untuk panjang gelombang cahaya yang
berbeda; cahaya yang terdiri dari berbagai panjang gelombang akan mengalami
distorsi atau penguraian warna bila melalui lensa tersebut, dan fokus pun akan
berbeda-beda menurut warna dan panjang gelombang tersebut sehingga terbentuklah
gambar sesuai dengan masing-masing panjang gelombang itu.
Ada
dua macam aberasi kromatik :
a. Aberasi
kromatik aksial/longitudinal
Perubahan
jarak bayangan sesuai dengan indeks bias.
b. Aberasi
kromatik lateral
Perubahan
aberasi dalam ukuran bayangan. Untuk
menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa flinta dan kaca krown;
lensa kembar ini disebut “ Achromatic double lens”.
3. Aberasi
Monokromatik
Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi tingkat ketiga adalah aberasi yang terjadi walaupun sistem
optik mempunyai lensa dengan bidang speris yang telah sempurna dan tidak
terjadi dispersi cahaya.
Muka
gelombang sinar
yang datar, setelah melewati kanta
akan berinterferensi dengan muka gelombang sinar di sekitarnya dan menjadi muka
gelombang aberasi yang berbentuk speris.
Abersi monokromarik terbagi menjadi dua :
a. Aberasi
defocus
adalah
aberasi yang disebabkan karena titik api (en:focal point, foci) tidak terletak pada titik fokus paraksial sperisnya,
disebut juga titik santir Gauss
(en:Gaussian image point). Defokus,
disebut juga wavefront
aberration, dimodelkan dengan kesalahan longitudinal gelombang cahaya
yang terjadi karena pergeseran titik api ideal pada bidang fokal
menuju titik api pengamatan pada sumbu optis, berikut beserta sperisnya (en:radius of curvature) masing-masing
yang bersinggungan pada pusat optis kanta.
Sinar yang tidak terfokus pada titik api ideal akan merambat menuju bidang
fokal secara transversal dan membentuk lingkaran gamang
yang kita kenal dengan istilah blur.
Aberasi
defokus dapat dikurangi dengan membuat sinar insiden terkolimasi (en:collimated light) dan jarak hiperfokal.
Cahaya kurang terkolimasi pada nilai bukaan kecil
memperbesar interferensi
longitudinal gelombang cahaya yang membias menuju ke titik api, interferensi
tersebut akan menimbulkan gelombang cahaya resultan yang dapat jatuh di luar
titik api.
b. Aberasi
kurva medan
adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang
mempunyai bidang
fokal menyerupai lingkaran/kurva.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam satu bidang
datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan
atau lengkungan bidang bayangan.
Langganan:
Postingan (Atom)