"PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN"
oleh : Sulastri Wahyuningsih, S.Pd
CGP Angkatan 10 Kabupaten Musi Rawas Utara
Modul 3.1 Pendidikan Guru
Penggerak mempelajari mengenai Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai
Kebajikan sebagai Pemimpin. Alur MERDEKA yang harus dilalui oleh calon guru
penggerak adalah koneksi antar materi modul 3.1. Kegiatan yang dilakukan adalah
menyusun sebuah rangkuman dari materi-materi yang telah dipelajari hingga
materi pada modul 3.1.
Sebelum saya mengaitkan antar
materi yang sudah telah dipelajari serta menjawab beberapa pertanyaan pemandu dalam
membuat koneksi antar materi ini, saya akan menuliskan kembali hasil rangkuman
materi yang berkaitan dengan Pengambilan Keputusan. Ada beberapa langkah yang
harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin sebelum mengambil sebuah keputusan. Hal
ini penting agar keputusan yang diambil tepat dan efektif bagi semua orang.
Perbedaan Bujukan Moral dan
Dilema Etika
Dalam pengambilan keputusan ada
dua hal yang terjadi yaitu bujukan moral dan dilema etika. Nah apakah perbedaan
keduanya itu?
- Bujukan moral atau benar vs
salah adalah sebuah situasi yang terjadi di mana seseorang
dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah
keputusan.
- Dilema etika atau benar vs
benar adalah sebuah situasi yang terjadi di mana seseorang
dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dengan nilai
kebajikan dalam mengambil sebuah keputusan.
Empat Paradigma dalam
Pengambilan Keputusan
Secara umum ada pola, model, atau
paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan
seperti di bawah ini.
- Individu lawan masyarakat (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs
long term)
Tiga Prinsip dalam Pengambilan
Keputusan
Dalam pengambilan sebuah
keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang sering kali
membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus
dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut
yaitu.
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Konsep Pengambilan dan
Pengujian Keputusan
Ada 9 langkah yang telah disusun
dalam memandu pengambilan keputusan dan menguji keputusan dalam situasi dilema
etika :
- Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling
bertentangan dalam situasi ini.
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
ini.
- Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji
regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
- Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
- Melakukan Prinsip Resolusi.
- Investigasi Opsi Trilema.
- Buat Keputusan.
- Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
1.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara
dengan Pratap Triloka terhadap penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin?
Pratap Triloka merupakan semboyan yang diserukan oleh Ki Hajar Dewantara yang merupakan landasan berpijak seorang guru (pendidik) di mana seorang guru harus senantiasa Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani.
Ing Ngarso Sung Tulodho, filosofi ini mengajarkan bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus senantiasa memberikan teladan kepada murid. Salah satunya, dalam pengambilan keputusan. Seorang guru harus bertindak, berpikir dan berperilaku yang baik sehingga menjadi panutan / teladan bagi murid, warga sekolah maupun warga di lingkungan guru. Guru harus senantiasa menumbuhkembangkan nilai-nilai kebajikan universal melalui cipta, rasa dan karsa. Langkah yang dapat dilakukan di antaranya guru dapat mengajarkan murid melalui perbuatan dengan kesadaran penuh (mindfulness) guna menumbuhkembangkan nilai kebajikan kepada murid. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam akan memberikan gambaran kebaikan bagi guru dalam mengambil keputusan baik dalam situasi bujukan moral maupun dilema etika.
Ing Madya Mangun Karsa , filosofi ini mengajarkan untuk dapat membangun karsa dan semangat. Karena itu guru harus mampu mengambil keputusan-keputusan yang berpihak kepada murid dan dapat membangkitkan Karsa semangat dan kemampuan murid-muridnya.
Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang dapat memberikan dorongan semangat pada murid agar dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya ini berarti bahwa guru harus mampu mengambil suatu keputusan terkait proses pembelajaran dan kegiatan sekolah yang dapat mendorong murid agar dapat berkembang sesuai dengan minat, profil dan kesiapan belajarnya
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan
Nilai-nilai dalam diri kita sebagai guru memiliki pengaruh besar terhadap pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai ini berkaitan dengan nilai-nilai sebagai guru penggerak yang tertanam dalam diri kita sebagai pendidik dan pemimpin pembelajaran. Nilai inovatif dapat menentukan berbagai opsi pengambilan keputusan yang dilakukan. Nilai kolaboratif akan memengaruhi kita dalam menentukan siapa saja yang berperan dan terlibat dalam pengambilan keputusan. pada nilai mandiri, akan menjadi dasar bagi seorang guru untuk menentukan inisiatif berdasarkan prinsip pengambilan keputusan. Nilai ini juga akan menjadikan seorang guru bisa berpikir cepat dan tepat dalam menghadapi situasi dilema etika. Nilai dalam guru ini akan memengaruhi sikap dalam menentukan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi banyak pihak terutama murid. Nilai-nilai yang tertanam ini sangat berpengaruh pada prinsip pengambilan keputusan yang diambilnya.
3.
Bagaimana materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’(bimbingan) yang diberikan pendamping
atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam
pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan
keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri
kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal ini tentunya bisa dibantu oleh
sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya
Dalam proses pengambilan keputusan, selain melakukan
pengujian paradigma, prinsip resolusi, serta menjalankan langkah-langkah
pengambilan keputusan, diperlukan juga keterampilan lainnya. Salah satunya
keterampilan coaching. Dengan teknik coaching, keputusan diambil
dengan memperhatikan etika, nilai-nilai kebajikan universal, disesuaikan dengan
visi misi dan tujuan sekolah yang berpihak pada murid serta menciptakan budaya
positif di lingkungan sekolah. Salah satu ciri khas teknik coaching adalah
adanya prinsip kesetaraan sehingga coach tidak terkesan
menggurui coachee. Pada proses coaching, langkah pengujian pun
dapat diketahui secara jelas. Kita sebagai Coach dalam hal ini sebagai
pengambil keputusan, dapat meminta penjelasan kepada coachee yang terlibat
dalam permasalahan agar bisa menjadi pertimbangan bagi coachee untuk mengambil
keputusan dengan cara memberikan pertanyaan pemantik yang dapat mengarahkan
coachee untuk menemukan potensinya, dan melihat berbagai opsi sehingga
dapat mengambil keputusan yang tepat. Selama proses identifikasi,
pembelajaran serta pendampingan melalui kegiatan coaching bersama
fasilitator sangat efektif dalam membantu saya memahami materi yang ada.
Contoh-contoh kegiatan coaching yang ada memberikan tambahan ilmu untuk dapat
diaplikasikan di sekolah.
4.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan
menyadari aspek emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu
keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
emosinya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Seorang guru perlu
memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar
proses pengambilan keputusan dilakukan secara sadar penuh, kesadaran atas
berbagai pilihan dan dampak yang ada. Kemampuan seseorang dalam
mengendalikan emosi serta membangun relasi sosial akan menumbuhkan simpati dan
empati sehingga individu tersebut dapat memposisikan diri dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Seorang guru yang memiliki rasa empati dan simpati, akan
lebih peka terhadap apa yang dirasakan oleh muridnya. Hal ini berdampak pada proses
identifikasi masalah hingga pengambilan keputusannya akan dilakukan dengan
bijak. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mempertimbangkan bahwa segala
sesuatu harus berpusat pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan serta
berdasarkan pada empat paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9
langkah pengambilan keputusan yang telah dipelajari. Ketika seorang guru telah
menguasai pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang baik mengenai
aspek sosial dan emosional, maka keputusan yang diambil memiliki dampak dan
tujuan yang positif, keputusan yang diambil juga dapat dipertanggungjawabkan.
5.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang
fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut
seorang pendidik.
Pembahasan
studi kasus yang fokus pada masalah moral etika dapat meningkatkan rasa simpati
dan empati guru sebagai pemimpin pembelajaran. Guru yang memiliki rasa simpati
dan empati yang tinggi akan dapat mengidentifikasi paradigma dilema etika
sehingga dapat mengambil keputusan secara bijaksana. Selain itu, seorang guru
yang telah memiliki nilai-nilai mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif dan
berpihak kepada murid akan mampu mengambil suatu keputusan yang juga berpihak
pada murid yang sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan dapat
dipertanggung jawabkan. Melalui 9 langkah pengujian keputusan, seorang guru
akan menerapkan nilai-nilai kebajikan yang ada dalam dirinya terutama pada
proses uji intuisi yang berkaitan dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan
nilai yang dianut.
6.
Bagaimana pengambilan keputusan yang
tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman.
Sebuah
pengambilan keputusan yang baik dan tepat tentunya harus dilakukan secara
bertahap dan menganalisis terlebih dahulu berbagai aspek yang pertama yang
harus dipertimbangkan adalah empat paradigma Dilema etika. Kita harus melihat
terlebih dahulu paradigma dilema etika apa yang sedang terjadi, Kita juga harus
melihat prinsip pengambilan keputusan yang paling tepat, Selanjutnya keputusan
tersebut haruslah diambil dengan menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan
keputusan. Dengan menerapkan hal-hal tersebut maka keputusan yang diambil dapat
tepat, bijak dan berdampak baik sehingga tercipta lingkungan belajar yang
nyaman, aman dan kondusif bagi murid dan seluruh warga sekolah
7.
Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan
di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan
keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah
perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Kesulitan yang
mungkin akan sering saya temukan di lingkungan saya terhadap kasus dilema etika
yakni karena permasalahan tersebut terdapat benturan antara nilai-nilai
kebajikan, maka terkadang terjadi perbedaan pandangan dengan guru yang lain
sehingga menimbulkan kontroversi di sekolah atau lingkungan. Keputusan yang
diambil tentunya tidak selalu memuaskan seluruh pihak, namun pemilihan konsekuensi
terkecil dapat dijadikan pertimbangan utama agar keputusan yang diambil sesuai
dan kondisi di lingkungan menjadi kondusif.
8.
Dan pada akhirnya, apakah pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita?
Keputusan yang
diambil pasti akan memiliki pengaruh pada pengajaran, apabila keputusan
tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang pembelajaran yang
dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat
memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang
sesuai dengan potensi dan kodratnya.
9.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran
dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Keputusan yang
diambil tentu saja dapat mempengaruhi masa sekarang dan masa depan murid.
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada perubahan murid ke
depannya. Bisa dikatakan bahwa masa depan murid bisa saja tergantung dari
keputusan yang diambil guru saat ini. Selain itu, Keputusan yang kita ambil
akan senantiasa diingat oleh murid bahkan menjadi role model bagaimana murid
akan berpikir dan bertindak di masa datang, juga bagaimana murid
mengambil keputusan ketika menjadi anggota masyarakat. Oleh karena itu, seorang
guru harus tepat dan bijak dalam melakukan analisis permasalahan dan pengujian
benar salahnya. Pengujian yang dilakukan terdiri dari uji legal, uji regilasi,
uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan agar keputusan yang diambil tepat
dan akurat
10.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda
tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya?
Kesimpulan uraian di atas
adalah, bahwa kita harus mempelajari pengambilan keputusan dengan tepat dalam
pengajaran yang memerdekakan anak demi kebaikan mereka di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, untuk bisa menghadirkan masa depan murid yang lebih baik,
guru juga perlu mempertimbangkan bentuk diferensiasi dan sosial emosional murid
dalam pengambilan keputusan. Tujuannya agar keputusan pengajaran yang kita
lakukan sesuai kebutuhan mereka saat ini dan masa depan. Selain itu, sebagai seorang guru sudah seharusnya mengubah mindset, bahwa pengajaran yang dilakukan adalah bentuk
dari coaching. Dalam hal ini guru harus memberikan
bimbingan agar murid bisa mengambil keputusan terbaik bagi kehidupannya di masa
kini dan masa depan. Dengan demikian, pengambilan keputusan dalam pengajaran
yang memerdekakan murid haruslah benar-benar berpusat pada murid. Hal ini
sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
11.
Sejauh mana
pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini,
yaitu dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Hal yang menurut saya di luar dugaan adalah bahwa
dalam pengambilan keputusan tidak hanya didasarkan pertimbangan dan pemikiran
saja namun terdapat identifikasi mengenai bujukan moral atau dilema etika,
penggunaan paradigma, pemilihan prinsip pengambilan keputusan yang sesuai serta
melakukan sembilan langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. Hal ini
bertujuan agar keputusan yang diambil tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Keberanian mengambil konsekuensi dari opsi yang dipilih juga menjadi hal yang
menantang. Perbedaan pandangan antara warga sekolah juga merupakan hal yang
harus diperhatikan
12.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah
Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral
dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul
ini?
Saya pernah
menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema.
Perbedaannya dengan apa yang dipelajari di modul ini adalah pada saat itu saya
belum memperhatikan paradigma, prinsip pengambilan keputusan serta sembilan
langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. Saya juga belum
berkolaborasi dengan rekan sesama guru dalam mengambil keputusan. Menurut saya,
jika keputusan yang saya ambil sudah sesuai dengan aturan, maka keputusan saya
sudah benar. Setelah mempelajari modul ini, saya memperoleh ilmu bahwa apa yang
saya lakukan selama ini belum sepenuhnya tepat.
13.
Dampak mempelajari konsep ini buat Anda,
perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak
mempelajari konsep ini bagi saya adalah saya memahami mengenai konsep dilema
etika, bujukan moral, paradigma, prinsip pengambilan keputusan, sembilan
langkah pengambilan keputusan serta contoh-contoh kasus mengenai dilema etika
dan alternatif-alternatif keputusan yang diambil dengan berbagai
konsekuensinya. Perubahan yang terjadi pada cara mengambil keputusan sebelum
dan sesudah mengikuti pembelajaran ini adalah dimasa mendatang jika saya akan
memutuskan sesuatu saya akan mengidentifikasi termasuk dilema etika atau
bujukan moral serta menerapkan paradigma, prinsip dan sembilan langkah
pengujian keputusan supaya keputusan yang saya ambil lebih tepat.
14.
Seberapa penting mempelajari topik modul
ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Mempelajari
modul 3.1 ini sangatlah penting untuk dipelajari sebagai seorang individu
maupun pemimpin karena kita pasti akan menemui masalah-masalah yang harus
diselesaikan dengan keputusan yang benar. Dengan mempelajari modul ini, kita
dapat memahami langkah pengambilan keputusan terlebih jika masalah tersebut
berkaitan dengan dilema etika. Permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan
dengan keputusan yang diambil secara serampangan, terdapat beberapa hal yang
harus dilakukan agar keputusan yang diambil tepat, bijak, dan dapat diterima
oleh banyak pihak. Dengan mempelajari modul ini, kita juga dapat belajar
mengenai pentingnya bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang
diambil dan pertangggungjawabannya.